Yogyakarta – Program Studi Manajemen Universitas Alma Ata (UAA) resmi menerapkan Outcome Based Education (OBE) sebagai fondasi kurikulum barunya. Langkah ini menjadi strategi kampus dalam menjawab tantangan dunia kerja sekaligus menyesuaikan karakteristik generasi Z yang kini mendominasi bangku kuliah.

Ketua Program Studi Manajemen Universitas Alma Ata, Dimas Wibisono, S.E., M.B.A., menjelaskan bahwa penerapan kurikulum OBE bukan sekadar pembaruan administratif, melainkan perubahan paradigma pembelajaran.

“Kami ingin memastikan setiap mahasiswa memiliki capaian pembelajaran yang nyata, terukur, dan relevan dengan kebutuhan industri modern. Generasi Z adalah generasi yang dinamis, maka kurikulumnya pun harus adaptif,” ujar Dimas

Melalui kurikulum OBE, mahasiswa diarahkan untuk berperan aktif dalam proses belajar, bukan sekadar menerima materi. Setiap mata kuliah kini dirancang agar menghasilkan kompetensi spesifik mulai dari kemampuan analisis bisnis dan pengambilan keputusan strategis, hingga kepemimpinan yang kolaboratif dan berintegritas ciri khas yang sangat dibutuhkan di dunia kerja era digital.

Prodi Manajemen juga menekankan pentingnya konsultasi akademik dan kedisiplinan administrasi akademik. Mahasiswa diwajibkan melakukan konsultasi dengan Dosen Pembimbing Akademik (DPA) saat pengisian KRS dan melakukan konfirmasi kehadiran perkuliahan untuk memastikan terdaftar secara resmi. Penyesuaian ini merupakan bagian dari sistem pengendalian mutu yang diterapkan dalam kurikulum OBE. Menurut Dimas, penerapan OBE ini sejalan dengan visi besar Universitas Alma Ata untuk mencetak lulusan unggul, berdaya saing global, dan berakhlak mulia.

“OBE memberi ruang bagi mahasiswa Gen Z untuk belajar dengan caranya sendiri lebih kolaboratif, visual, dan berbasis teknologi. Kami tidak hanya mengajar, tapi menyiapkan pemimpin masa depan,” tegasnya.

Selain itu, UAA berkomitmen memperkuat integrasi antara dunia akademik dan industri. Mahasiswa diarahkan untuk mengikuti proyek berbasis riset, magang industri, dan asesmen berbasis portofolio yang merefleksikan kompetensi riil di lapangan. Langkah inovatif ini diharapkan mampu mencetak lulusan manajemen yang tak hanya berpengetahuan, tetapi juga mampu berpikir kritis, berinovasi, dan memimpin perubahan selaras dengan semangat generasi Z yang kreatif dan adaptif.